Siapa yang punya burung
Seorang pastor, yang berasal dari Timor dan bahasa Indonesianya masih kacau, karena punya banyak waktu senggang ,di salurkan dengan melakukan hobi memelihara burung, ada banyak dan bermacam macam jenisnya. Pada suatu pagi, di temukan oleh si pastor burungnya hilang semua. Merasa ulah si maling udah keterlaluan, si pastor berencana akan membawa masalah ini di kotbah minggu.
Pas kebaktian minggu, setelah berkotbah panjang lebar soal moral dan sepuluh perintah tuhan dengan penekanan pada perintah "jangan mencuri" Si pastor bertanya "siapa yang punya burung?"
Seluruh jemaat laki laki segera berdiri.
Menyadari kesalahannya dalam cara bertanya si pastor buru-buru berkata "bukan itu maksud saya" dan dilanjutkan dengan pertanyaan "maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung?"
Seluruh jemaat wanita berdiri.
Karena si pastor sadar pertanyaannya makin tidak pas, dengan muka merah dia berkata lagi "maaf, bukan itu maksud pertanyaan saya" dan dilanjutkan "maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung bukan miliknya"
Separuh jemaat wanita berdiri.
Muka si pastor makin merah, dan juga makin gugup, segera berkata lagi "maaf sekali lagi, bukan ke arah situ pertanyaan saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?"
Segera saja semua suster segera berdiri.
Terakhir kali melakukan hubungan
Dalam rangka penelitian perilaku seks, seorang peneliti mewawancarai seorang pilot.
"Dapatkah anda ceritakan kapan terakhir kali anda melakukan hubungan?" tanya Peneliti.
"Sembilan belas lima puluh sembilan," jawab Pilot.
Dengan reputasi pilot yang sering terdengar memiliki banyak pasangan, Peneliti kaget dengan jawaban seperti itu.
"Waktu yang lama sekali!" hardik Peneliti.
"Ya mungkin juga, ..." jawab Pilot sambil melihat jamnya
"Tapi sekarang baru duapuluh satu lima belas."
Sedang apa di tempat tidur
Seorang pria tiba² berteriak kepada istrinya sambil berlari keluar rumah di tengah malam,
"Kamupun nggak pandai di atas kasur!!"
Pagi-harinya, pria tsb memutuskan untuk menelepon kerumah dengan maksud ingin berbaikan kembali. Setelah beberapa kali dicobanya, telpon tsb tidak juga diangkat. Namun, ... kemudian diseberang sana terdengar suara istrinya dengan napas ter-sengal².
"Kok lama sekali diangkatnya dan kenapa dengan napasmu, ... sesak ya?"
"Aku di tempat tidur."
"Sedang apa di tempat tidur di jam sekarang ini?" tanya suaminya.
"Sedang mencoba pendapat dari orang kedua, ..."
Pekerja seks yang kaya
Dio menemui seorang pekerja seks yang direkomendasikan oleh temannya. Ketika Dio bertanya tarifnya, si pramusyahwat berkata,
"Tarif dengan tangan Rp. 500.000."
"Hah mahal amat. Yang bener dong," kata Dio.
"Kamu tahu nggak Kafe yang di ujung jalan ini?" tanya pramusyahwat.
"Ya, kenapa?"
"Ada tiga Kafe di kota ini dan semuanya kepunyaanku, dari hasil ketrampilan tanganku mengerjakan anu lelaki."
Tergoda juga Dio untuk mencobanya. Ternyata ia benar² ahli dan Dio merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Setelah selesai, Dio bertanya, "Kalau oral seks sejuta ya?"
"Satu setengah juta," jawab si Pekerja Seks Komersial.
"Gila! Oral seks macam apa semahal itu," kata Dio.
"Sejumlah hotel di kota ini aku beli dengan duit yang aku peroleh dari pekerjaanku dengan mulut. Itu karena para pelangganku sangat puas dan selalu kembali lagi," kata pramusyahwat. Dio akhirnya tergoda untuk mencobanya dan merasa sangat puas.
Penasaran, Dio bertanya, "Kalau langsung ber-meong-ria, berapa ya?"
Si Pekerja Seks Komersial mengajak Dio ke jendela dan sambil menunjuk gedung² di sekitarnya, ia berkata, "Kamu lihat Mal² dan Gedung² Perkantoran itu?"
"Semua itu punyamu juga?" tanya Dio.
"Bisa jadi, kalau saja aku bisa meong..."